Tuesday, October 6, 2009

live is loud vs loud is live


Kamis sore, 30 sepetember 2009. aku melangkahkan kakiku menyusuri derasnya alunan live yang kurasa sedikit loud. setelah menyelesaikan sowanku di-ashar yang begitu ritmis, ku titipkan salam kepadaNya, bismillah..saya berangkat.

Disore yang begitu terang, terlihat terangnya sang raksasa matahari yang sedikit memerahkan rambut hitamku. summer ini begitu panjang dan penat, hufh. dalam bilangan hay-mauaf, district zagazig, angin sore itu cukup membuatku sedikit bernafas lega. ditengah kegundahan yang semakin memberatkan langkah kakiku. meskipun, dengan bismillah aku mulai melangkah.

Malaky Sharqeyya, bernopol 9845 adalah kendaraan yang membawaku menuju sebuah kota tua, Thanta. tempat dimana jasad syeikh Ahmad Badawy berisitirahat. seorang tokoh tasawuf
kenamaan dari maroko, yang juga dhurriyah baginda Nabi Muhammad saw.

dengan mengambil posisi di jok belakang, aku memposisikan diriku sebagai pengamat dari setiap mimik penumpang yang lain. yang dengan sengaja aku memilihnya dengan anggapan, aku bisa leluasa menikmati perjalanan sore itu. brad-pitt, saddam hussein, dan juga bruce willis masuk dalam jajaran benakku yang tidak sengaja melintas yang menggambarkan sang sopir tersebut. dengan diiringi musik irama padang pasir, 'Astha; panggilan seorang supir, menjalankan mobilnya perlahan. batinku berbisik: hmm..moment yang bagus untuk ditelisik. dan niatku untuk berjalan semakin mantap!.

perlahan dan optimis, sang sopir berusaha mengemudikannya dengan hangat. beraksesory layaknya artis diatas, disambung dengan mancungnya hidung sang saddam hussein, dia menatap kedepan, jauuh, dan semakin jauuuh memandang. sedang penumpang yang lain, hanyut dalam dispora laju kendaraan yang memang bak kehidupan, kadang masuk perangkap polisi tidur, kadang mulus, dan sesekali terjebak dalam lubang jalanan aspal yang mulai lapuk yang sedari tadi aku simak.

ya habiby, ya hayati.. ya habiby, ya alby..begitu bunyi reff dari lagu yg sedang dimainkannya. hmm..pas banget. menambah semaraknya budaya, pemikiran, art, dan genre yang sedang aku bentuk dalam pola pemikiranku saat itu. meskipun dinamika sosial kemasyarakatan masyarakat mesir yang bisa dibilang terlalu keras, harga bahan makanan naik, lapangan pekerjaan sempit, dan persaingan bisnis yang sekira dengan kolusi, membuat dinamika tersebut kurang terlalu progresif. menimbang, banyak sekali para civitas akademika yang bertitel, tapi belum terlalu mengarah pada sistem kehidupan yang stagnan pada level posisi tertentu. lagi-lagi menjadi pekerjaan rumah bagi para muspida. suara klakson membuatku terbangun dari imajiku.

ya habiby, ya hayati.. mengandung sedikit unsur klausul, dan berfungsi sebagai penghubung dari jiwa-jiwa yang sedang bergelut dalam sebuah dinamika itu. mereka hanya sedang melantunkan kata lain daripada tawakkal, setelah mereka giat berusaha. dan memang itu yang mereka lakukan. aku sedikit merasa, betapa aku belum merasakan dinamika itu. aku tertawa lebar tanpa suara sambil menggelengkan kepala, di jok tempat aku duduk. ya habiby, ya hayati.. wahai kasihku, kau-lah kehidupanku. bersama iringan langkah ini, aku selalu hidup dalam setiap langkah dinamika untuk terus berdinamika dan kehidupan ini, hingga tujuan akhir kita nanti, ya Tuhan adalah tujuan kita wahai kekasihku. begitulah kata-kata yang aku simpulkan dari pak Astha. Ya, dari pak sopir itu.

hmm...perjalanan yang sungguh nikmat. alhamdulillah ya Allah atas segala nikmatMu. Peugeut yang sedang malaju ini, sedikit lebih banyak tenang dalam tiap lajunya. dan lagi-lagi aku tertawa lebar tanpa suara. sungguh miris langkahku. tanpa sengaja, profile ke-aku-an masuk dalam iringan Peugeut ini. aku tidak dinamis, aku statis, dan aku belum mampu berkompetisi. apakah karena muqorror yang mengajariku untuk statis, ataukah karena daya tangkapku yang kekurangan signal, arrgghh...aku hanya merasakan jebakan-jebakan hidupku yang mengurung laju perjalananku, yg tidak seperti Peugeut ini, aku hanya merasakan polisi tidur yang mengguncangkanku, yang tidak seperti Peugeut ini, aku hanya merasakan kerasnya jalanan kehidupan yang membawaku ini, yang tidak seperti roda Peugeut ini. dan aku semakin termotivasi!

sejenak kemudian, kawasan qoubr el-shafawe menyapaku. aku tidak kaget dengan kota ini, dan memang tidak asing kukenali dalam lintasan tata kota yang menurutku sering dijumpai seperti tempat lain di mesir ini. tidak seperti dalam dinasti thuluniyyah, dinasti fatimiyah, ataupun dinasti abbasiyah yang setiap kubik bangunannya menggeliat untuk diperhatikan, tapi.. menurutku. ini biasa saja. aku mencoba membangunkan tenagaku yang terkuras dua jam untuk duduk di jok belakang ini, yang memang diakhir perjalanan itu, aku hanyut lamunanku yang berujung ketiduran. hingga ugrah-pun terlewatkan olehku, yang ternyata telah disambut oleh dua temanku yang duduk dipaling depan. thanks kawan!

tentang tujuan perjalanan ini, aku mendiskusikannya sebentar dengan temanku. nampaknya, waktu tidak cukup untuk langsung menuju lokasi tujuan. dan kata sepakat, OK..kita mertamu dulu ke rumah sobat kita yang memang dalam plan ke-dua-ku harus disambangi. sedikit perkenalan bosa-basi terlewati, hingga sampai larut, yang ditutup dengan pemutaran karya William Hanna dan Joseph Barbera dalam MGM Cartoon studio perkenalan lewat Tom and jerry. ha ha ha...aku tertawa lebar menyaksikan si Jerry yang sedari tadi kalah melulu dengan si Tom. Rasa kantuk ini terasa mengalir, tapi aku ingin menyimak adegan si Tom yang kalah, tapi aku tertidur dalam penantian si Tom.

Jumat, 2 oktober 2009. aku melaksanakan sholat jumat di sekitar rumah teman kami. meski paginya kami rencanakan untuk sholat di masjid Syeikh Badawi. aku terhenyak dengan si khatib mesir itu, ehm..ternyata si pembaca khotbah tidak buta informasi. dalam hati aku berkata, khelwah!, hebat sekali si khatib ini, secara filosofi-pragmatis dia menunjukkan bela-sungkawa atas kejadian itu, karena kita adalah saudara, saudara dalam islam, dan inilah persaudaraan anak adam yang luas. sungguh indah! pikirku setelah mendengarkan khutbahnya yang menuntut lebih dari sekedar pembenaran dari musibah itu. kutengok kanan-kiriku, hmm..lagi-lagi aku menjadi artis dalam khutbah itu, bukan karena aku terkena musibah itu melainkan karena aku seorang indunisy, dan ternyata aku sedang berdiri di depan para jamaah yang bersila di pelataran mesjid karena aku tidak kebagian tempat. dia berkata: ini adalah musibah, dan kita harus sabar! meskipun semalam aku melihat siaran TV-calling yang menyebutkan musibah gempa di Padang adalah adzab dari Allah karena melihat bangsa Indonesia yang tidak segera taubat. akh..apa lacur, tapi ada juga yang menyebut ini adalah nikmat. akupun tidak mengaminkan semuanya. hanya sebagian catatan pojok dari seorang teman, yang menyebutkan bahwa semua hal yang terjadi di dunia ini untuk seorang mukmin adalah sebuah anugerah dari Allah swt. termasuk gempa Padang itu. bahwasanya, Allah maha Penyayang bagi hambaNya. semoga kita kembali padaNya.


Makan siang tak lupa aku lewati, yang memang sedari pagi aku hanya makan 'Isy, Tho'miyya, dan Ful, makanan keseharian orang Mesir yang bagiku hanyalah makanan ringan pengganti. alhamdulillah. kami melanjutkan perjalanan kami, mesjid Badawy adalah tujuanku. aku sudah lama ingin berziarah kesana, sudah sejak tahun lalu. tapi, akhirnya kesempatan itu datang juga saat itu. thanks God atas kesempatan ini. aku hanya ingin sowan, sungkem dan minta berkah dari doa sang Syeikh yang aku minta. alhamdulillah nikmat sekali!

Layaknya sang ayah yang perhatian terhadap anaknya, sang Syeikh menyapaku, tapi..teguran itu membuat hatiku abang-ijo, lebih-lebih mukaku. hmm...aku dimarahi! ya Allah, semoga hambaMu ini semakin menjadi lebih baik. meskipun keindahan masjid Badawy membuatku terlena, tapi..aku ingin segera pulang! De', kandamu sedikit salah jalur! kita bareng-bareng melangkah ya..! genggam erat tanganku De'!! kita perbaiki langkah kita, dan siapkan lagi semangat kita! De', kita bisa! insyaallah.

egypt, 06 oct 2009.


Free Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Porsche Cars. Powered by Blogger